Pemkot Makassar Pacu Pengelolaan Sampah Organik: Dari Limbah Jadi Peluang Usaha

Berita Inews
Berita Inews

BERITAINEWS MAKASSAR — Pemerintah Kota Makassar terus memacu langkah konkret untuk menuntaskan persoalan sampah yang kian mengkhawatirkan.

Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menegaskan bahwa seluruh elemen masyarakat harus terlibat aktif dalam aksi pengelolaan sampah, termasuk memanfaatkan sampah organik menjadi produk bernilai tambah seperti Eco Enzyme.

Bacaan Lainnya

Makassar ini sudah darurat sampah. Tidak ada pilihan selain semua masyarakat di dalamnya harus berpartisipasi aktif,” jal ini disampaikan Munafri, saat membuka kegiatan sosialisasi pengelolaan sampah organik menjadi Eco Enzyme di Hotel Mercure Makassar, Rabu (9/7/2025).

“Mungkin sebagian besar di ruangan ini sudah tahu caranya mengelola sampah. Tapi yang kita butuhkan sekarang adalah aksi nyata,” tambah Appi.

Pengolahan sampah organik menjadi Eco Enzyme merupakan salah satu solusi konkret yang sudah terbukti di berbagai wilayah.

Eco Enzyme dibuat melalui fermentasi sisa buah dan sayuran bersama gula dan air, menghasilkan cairan serbaguna yang dapat dimanfaatkan sebagai pembersih alami, pupuk organik, pengusir hama, dan produk ramah lingkungan lainnya.

Lebih lanjut Munafri memaparkan, setiap hari Kota Makassar menghasilkan sekitar 1.000 ton sampah, dengan lebih dari 60% di antaranya berupa sampah organik.

“Jika potensi ini diolah secara konsisten, bukan hanya persoalan kebersihan yang terselesaikan, tetapi juga tercipta peluang ekonomi baru,” tururnya.

Politisi Golkat itu menegaskan, Pemkot akan terus mendukung inisiasi serupa melalui penyediaan infrastruktur, regulasi pendukung, hingga insentif bagi para pelaku pengolahan sampah.

Dimana, pengelolaan sampah organik tidak boleh dipandang hanya sebagai urusan kebersihan kota. Lebih dari itu, langkah ini berpotensi meningkatkan kesejahteraan warga melalui urban farming, urban livestock, dan industri turunan lainnya.

“Ketika sampah organik diolah menjadi pupuk, lalu pupuk digunakan untuk pertanian kota, hasil pertanian ini akan kembali menggerakkan ekonomi rumah tangga. Ini siklus ekonomi yang sehat,” ujarnya.

Wali Kota berlatar pengusaha itu menuturkan, selain Eco Enzyme, Pemkot Makassar juga mendorong pemanfaatan berbagai jenis sampah lainnya, seperti sampah plastik dan sampah organik untuk budidaya maggot.

Munafri menegaskan upaya ini akan dikembangkan menjadi industri dengan skala ekonomi yang lebih besar ke depannya.

“Ke depan kita ingin punya green house, green lab, hingga industri pertanian dan daur ulang yang tumbuh di dalam kota,” ungkapnya.

Pemkot Makassar berkomitmen menjadikan pengelolaan sampah sebagai gerakan kolaboratif, bukan sekadar program pemerintah.

Sebagai Wali Kota, ia mengajak seluruh pihak, mulai dari pelaku usaha, organisasi masyarakat, hingga individu pemerhati lingkungan untuk ikut berpartisipasi dalam mengatasi persampahan.

“Saya yakin di Makassar banyak orang yang care terhadap lingkungan. Tapi yang kita butuhkan sekarang adalah kerja bersama. Pemerintah siap mendukung penuh,” kata Appi.

Munafri Arifuddin, mengapresiasi inisiatif Hotel Mercure yang telah mengelola sampah organik secara mandiri dan berhasil mengubahnya menjadi produk bernilai ekonomi.

Menurut Munafri, langkah ini bukan hanya berdampak positif bagi lingkungan, tetapi juga terbukti mampu mengurangi beban biaya operasional hotel secara signifikan.

“Bagaimana Hotel Mercure mengelola sampah secara internal menjadi sesuatu yang berguna, ini patut dicontoh. Dari sisi bisnis, mereka mampu menekan pengeluaran cukup besar dengan memanfaatkan limbah menjadi Eco Enzyme dan produk turunan lain,” jelas Munafri.

Ia menjelaskan, salah satu keberhasilan pengelolaan sampah di hotel ini adalah mampu memangkas frekuensi pengangkutan sampah. Jika sebelumnya sampah harus diangkut setiap hari, kini cukup sekali dalam sepekan.

“Artinya, kalau semua dari kita bisa melakukan hal serupa, beban di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tidak akan seberat sekarang karena sampah sudah diolah lebih dulu,” ujarnya lagi.

Munafri menekankan, pengelolaan sampah bukan hanya persoalan mengurangi volume limbah, melainkan juga mendatangkan manfaat ekonomi nyata.

“Dari diskusi dan sharing tadi, kita mendapatkan banyak informasi baru. Pengelolaan sampah bukan hanya soal kebersihan, tapi juga bisa memberikan dampak ekonomi dan manfaat ilmiah yang sudah terbukti,” imbuh Appi.

Atas keberhasilan ini, Pemerintah Kota Makassar berkomitmen memberikan dukungan penuh dan mendorong hotel-hotel lain untuk mengikuti langkah serupa.

“Apa yang dilakukan Hotel Mercure ini sangat positif. Pemerintah pasti akan terus memberikan support. Kami juga akan mengajak hotel-hotel lain supaya bisa bersama-sama menciptakan pengelolaan sampah yang lebih baik dan bermanfaat,” pungkasnya.

Kegiatan sosialisasi pengelolaan sampah organik ini kerjsama Pemkot Makassar, lewat Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan pihak Hotel Mercure, dihadiri berbagai unsur masyarakat, pelaku usaha, komunitas lingkungan, dan perwakilan instansi teknis.

Hadir juga Tim ahli Pemkot Makassar, Hudli Huduri, Fadly Padi, Kepada DLH Makassar, Helmy Budiman.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *