BERITAINEWS, Kolaka – Upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat terus dilakukan PT Vale Indonesia Tbk melalui pelaksanaan Livelihood Restoration Program (LRP) di wilayah Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Program ini menyasar masyarakat terdampak proyek strategis nasional Indonesia Growth Project (IGP) dan bertujuan membangun kemandirian ekonomi berbasis potensi lokal.
Melalui program ini, PT Vale tidak hanya fokus pada eksplorasi dan produksi nikel, tetapi juga memberi perhatian terhadap transformasi sosial-ekonomi masyarakat sekitar. LRP dirancang untuk memfasilitasi masyarakat dalam membangun usaha yang berkelanjutan melalui pelatihan keterampilan, pendampingan usaha, penyediaan sarana produksi, dan akses ke pasar.
Manager External Relations IGP Pomalaa, Hasmir, menyampaikan bahwa program tersebut merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan sekaligus bentuk komitmen terhadap prinsip keberlanjutan. “Kami ingin memastikan proses pembangunan kawasan industri ini tetap inklusif dan memberikan dampak langsung bagi masyarakat,” ujarnya.
Beberapa sektor yang menjadi fokus dalam LRP meliputi pertanian, peternakan, perikanan, hingga industri rumah tangga seperti pengolahan makanan dan tata boga. Pendekatan program disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan masing-masing komunitas.
Sejauh ini, lebih dari 50 penerima manfaat telah mengikuti program LRP dan mulai merasakan dampaknya—mulai dari peningkatan keterampilan, pendapatan, hingga lahirnya unit usaha kecil berbasis komunitas.
Untuk menjaga kesinambungan program, PT Vale melibatkan tenaga ahli dan pendamping profesional dalam merancang model bisnis yang mampu beradaptasi dengan dinamika ekonomi dan sosial di daerah tersebut.
Menurut Hasmir, LRP bukan sekadar program bantuan sosial, melainkan upaya jangka panjang untuk memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat di sekitar area tambang. “Investasi yang kami lakukan harus juga membawa manfaat sosial yang nyata,” imbuhnya.
Dalam pelaksanaannya, PT Vale juga menjalin sinergi dengan pemerintah daerah dan organisasi masyarakat sipil guna memastikan program sejalan dengan kebijakan pembangunan dan tata ruang wilayah.
Melalui LRP, perusahaan berharap masyarakat Pomalaa dapat tumbuh menjadi komunitas yang mandiri, inklusif, dan memiliki daya saing, sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045 dan prinsip-prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) yang kini menjadi bagian penting dalam pembangunan industri strategis nasional.(**)