Krisis Skala Penuh, 20 Sandera Dalam Bahaya di Bandara Hasanuddin

Berita Inews
Berita Inews

BERITAINEWS MAROS — Di tengah hiruk pikuk operasional harian, Bandara Internasional Hasanuddin, Makassar, baru-baru ini menjadi panggung bagi sebuah latihan berskala penuh yang menguji setiap pengiriman kesiapan daruratnya. Bukan sekadar rutinitas, ini adalah cerminan tekad yang kuat dalam menjamin keselamatan dan keamanan penerbangan, sebuah komitmen yang diuji hingga batas kemampuan.

“Latihan ini bertujuan menguji komunikasi, koordinasi, dan komando sebagai bentuk kesiapan kami sebagai pengelola bandara dalam menjamin keselamatan dan keamanan penerbangan,” tegas B. Baskoro Adi MMOAS, Kadisops Lanud Hasanuddin. Selasa, 16 September 2025.

Bacaan Lainnya

Skenario pertama menggambarkan momen mencekam ketika sebuah pesawat Airbus 3300 dari Cengkareng yang membawa 356 penumpang, tiba-tiba menghadapi kejadian fatal saat mendekati Makassar. Simulasi ini, disampaikan Kadisops, menjadi ujian kecepatan dalam penanganan kondisi darurat masif.

Angka simulasi korban pun tak main-main: dari 150 yang berhasil selamat, 89 dinyatakan meninggal dunia dan 59 lainnya mengalami luka berat. Ini adalah gambaran nyata betapa krusialnya tanggap cepat dan terkoordinasi dalam situasi kecelakaan penerbangan.

Namun, “kekacauan” tidak berhenti di situ. Latihan berakhir dengan skenario kedua yang tak kalah pelik: situasi penyanderaan di dalam pesawat. Sebanyak 20 sandera berada dalam bahaya, menuntut respon taktis yang presisi. Kopasgat TNI AU mengerahkan 29 personel elit, melibatkan strategi pertukaran sandera – prioritas utama adalah menyelamatkan seorang ibu hamil, ditukar dengan satu anggota tim yang menyusup untuk membantu operasi penyelamatan dari dalam.

Dengan persenjataan lengkap mulai dari senjata perorangan, laras pendek hingga panjang, serta kendaraan taktis seperti ATAV dan Tiger, skenario ini menguji kemampuan komunikasi, koordinasi, dan komando dalam situasi bertekanan tinggi, bahkan berhasil melumpuhkan tiga pelaku.

Hampir 500 personel dari berbagai sektor, termasuk TNI AU, otoritas bandara, kesehatan, dan pemangku kepentingan lainnya, bahu-membahu dalam mensukseskan simulasi ini. Ini adalah bukti nyata kolaborasi lintas instansi yang mendalam.

Capt. M. Mauludin SE, S.SIT, MM, selaku Kaotban Wilayah V Makassar, menyebutkan bahwa apa yang terlihat dalam simulasi ini “hanya sekitar 30% dari kejadian sebenarnya.” Namun, bahkan pada level ini, terlihat jelas betapa besarnya dukungan dan keterlibatan pemangku kepentingan yang diperlukan untuk operasi pengamanan dan keselamatan. “Catatan-catatan penting dari latihan ini akan menjadi bahan evaluasi untuk terus meningkatkan kesiapan di masa depan, bahkan mengadaptasi skenario sesuai dengan isu-isu yang berkembang,” tambahnya.

Dari ketakutan yang terkontrol dalam simulasi kecelakaan hingga ketegangan operasi penyelamatan sandera, latihan dua tahunan di Lanud Hasanuddin ini bukan sekadar pamer kekuatan, melainkan komitmen berkelanjutan terhadap keselamatan.

Setiap dua tahun, komitmen diuji, koordinasi disempurnakan, demi satu tujuan: menjamin setiap penerbangan dari dan menuju Makassar berlangsung aman dan tanpa cela. Sebuah investasi dalam keamanan yang tak ternilai harganya. (Bn)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *