BERITAINEWS, Jakarta — Perkembangan pesat kecerdasan artifisial (AI) telah mengubah cara dunia bekerja dan membuka peluang ekonomi baru lintas sektor. Profesi AI Engineer kini menjadi tulang punggung penggerak transformasi digital, berperan penting dalam meningkatkan efisiensi, mempercepat pengambilan keputusan, serta menghadirkan inovasi di berbagai industri. Namun, di tengah percepatan teknologi global, Indonesia masih menghadapi kesenjangan besar dalam ketersediaan talenta di bidang ini.
Berdasarkan data Persatuan Insinyur Indonesia (PII), jumlah engineer di Indonesia baru sekitar 86.000 orang dan 30.000 Professional Engineer. Angka ini setara dengan 2.670 engineer per satu juta penduduk—jauh di bawah Vietnam (9.000 per juta) dan Korea Selatan (25.000 per juta). Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital, Indonesia idealnya membutuhkan lebih dari 10.000 engineer per satu juta penduduk setiap tahun. Kekurangan ini menjadi sinyal penting bahwa Indonesia perlu bertransformasi dari sekadar pengguna teknologi menjadi pencipta inovasi.
Menjawab tantangan tersebut, berbagai perusahaan mulai berperan aktif memperkuat ekosistem digital nasional dengan menghadirkan pelatihan di bidang AI. Salah satu yang konsisten berkontribusi adalah Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) melalui program IDCamp, yang dirancang untuk mencetak talenta digital kompeten dan siap bersaing di level global.
Tahun ini, IDCamp 2025 menghadirkan pembaruan signifikan dengan mengintegrasikan pembelajaran AI dalam kurikulum dasarnya. Program ini memperkenalkan dua kelas baru, yakni AI Engineer dan Generative AI Engineer, yang berfokus pada pengembangan kemampuan praktis untuk membangun solusi AI nyata di berbagai sektor.
Dalam jalur AI Engineer, peserta menempuh pembelajaran intensif selama 440 jam, mencakup dasar hingga lanjutan pengolahan data dan machine learning. Mereka juga dilatih menggunakan Python, membangun model end-to-end, melakukan evaluasi, hingga mengembangkan proyek terapan. Sementara pada jalur Generative AI Engineer, peserta mempelajari integrasi machine learning berbasis TensorFlow, Large Language Models (LLM), serta prompt engineering, termasuk praktik fine-tuning, RAG, dan prinsip responsible AI.
IDCamp 2025 menggunakan metode self-paced learning yang fleksibel, dipadukan dengan proyek nyata serta bimbingan mentor ahli. Selain itu, peserta juga dapat mengikuti bonus track seperti Cybersecurity bersama Cisco hingga tingkat Advanced dan Automation bersama UiPath hingga Intermediate. Semua materi disusun agar peserta tidak hanya memahami teori, tetapi mampu mengaplikasikannya secara profesional di dunia kerja.
Sebagai bentuk inklusivitas, IDCamp 2025 turut menghadirkan Virtual Bootcamp bagi penyandang disabilitas serta program literasi digital khusus bagi pengajar dan jurnalis. Upaya ini memperluas dampak program agar manfaat transformasi digital dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Vikram Sinha, President Director & CEO Indosat Ooredoo Hutchison, menegaskan bahwa talenta digital merupakan fondasi utama masa depan Indonesia. “Indosat berkomitmen membekali dua juta talenta dengan kemampuan AI agar siap menghadapi tantangan global. Melalui IDCamp, kami membuka akses belajar inklusif dan memperkuat posisi Indonesia di peta ekonomi digital dunia,” ujarnya, pada sabtu 11/10/2025.
Komitmen tersebut menunjukkan peran strategis Indosat sebagai katalisator pengembangan sumber daya manusia unggul di bidang teknologi. Dengan membekali masyarakat keterampilan AI yang relevan, Indosat turut memperkuat daya saing bangsa dan memastikan Indonesia mampu berdiri sejajar sebagai pencipta inovasi di era digital.
Melalui inisiatif ini, IDCamp 2025 tidak hanya menjadi wadah pembelajaran teknologi, tetapi juga langkah nyata membangun kemandirian digital nasional. Talenta yang lahir dari program ini diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi baru berbasis inovasi, efisiensi, dan solusi cerdas karya anak bangsa.(**)