BERITAINEWS, TOWUTI — Upaya pemulihan pasca kebocoran pipa minyak di Towuti, Luwu Timur, terus menunjukkan hasil signifikan. Selain fokus pada aspek lingkungan, PT Vale Indonesia Tbk juga menekankan pentingnya pemulihan sosial, ekonomi, dan kepercayaan masyarakat sebagai bagian dari tanggung jawab berkelanjutan perusahaan.
Hingga 22 Oktober 2025, PT Vale melaporkan seluruh 11 titik lokasi penanganan telah memasuki tahap akhir pembersihan dengan kondisi air yang kembali jernih. Tim ahli agronomi dari IPB University kini tengah melakukan pengujian lanjutan terhadap kualitas air dan tanah di lokasi tersebut.
“Kalau saya lihat di jembatan Titik 2, airnya sudah jernih sekali. Warga juga sudah pakai untuk mencuci dan kebutuhan harian,” ungkap Aroyos, warga Desa Lioka yang setiap hari melintasi area tersebut.
PT Vale tidak hanya memulihkan ekosistem, tetapi juga memperkuat kepercayaan publik dengan mendirikan Posko Grievance dan Konsultasi Publik di Towuti. Posko ini menjadi wadah masyarakat untuk menyampaikan pertanyaan, masukan, dan keluhan secara langsung kepada tim pemulihan.
Selain itu, mekanisme kompensasi dan biaya penanganan dampak dilakukan melalui verifikasi lapangan bersama Pemerintah Kabupaten Luwu Timur, Forkopimda, dan pemerintah desa, agar transparan dan dapat diaudit.
Sebagai bagian dari pemberdayaan ekonomi, PT Vale juga menggandeng masyarakat dalam program padat karya dan pelatihan pertanian berkelanjutan. Langkah ini diharapkan membantu pemulihan ekonomi warga secara bertahap.
“Pemulihan Towuti bukan hanya soal lingkungan, tapi juga soal kehidupan. Kami ingin masyarakat bisa kembali produktif dan percaya diri,” kata Endra Kusuma, Head of External Relations PT Vale Indonesia Tbk.
Dalam aspek tata kelola, PT Vale melaporkan seluruh hasil pemantauan ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta Kementerian ESDM. Perusahaan juga membuka akses audit dan kunjungan lapangan bagi lembaga masyarakat sipil dan media sebagai bentuk transparansi.
Endra menegaskan, pemulihan Towuti merupakan gerakan bersama antara ilmu pengetahuan, empati, dan kolaborasi lintas pihak. “Dengan keterbukaan data dan partisipasi masyarakat, Towuti bisa menjadi contoh pemulihan yang kuat dan terpercaya,” ujarnya.(**)