BERITAINEWS, Makassar — Ajang Anging Mammiri Business Fair (AMBF) x South Sulawesi Investment Forum (SSIF) 2025 resmi berakhir di Hotel Claro Makassar, Kamis (13/11/2025). Kegiatan yang berlangsung dua hari ini menjadi wadah penting dalam memperkuat kolaborasi lintas sektor untuk mempercepat pertumbuhan investasi hijau di Sulawesi Selatan.
Dengan mengusung tema “Empowering Green Economic Investment: From Local Champions to Global Vision”, forum ini mempertegas komitmen bersama dalam membangun ekonomi berkelanjutan dari tingkat lokal hingga global. Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulsel, Wahyu Purnama, menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi bukti sinergi kuat antara pelaku usaha, pemerintah, dan lembaga keuangan dalam mendorong iklim investasi yang sehat.
Menurut Wahyu, AMBF dan SSIF 2025 menjadi sarana efektif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah sekaligus mendukung target nasional mencapai pertumbuhan ekonomi 8% pada tahun 2030. Melalui forum ini, BI Sulsel juga melakukan kurasi terhadap berbagai proyek investasi strategis di kabupaten dan kota se-Sulsel melalui kegiatan Sulawesi Investment Challenge yang telah digelar sejak Mei hingga Agustus lalu.
Selain investasi, sektor perdagangan dan ekspor juga menjadi perhatian utama. BI Sulsel memperkuat pengembangan UMKM melalui program UMKM REWAKO—akronim dari Resilient, Worldwide, Empowered, and Knowledgeable. Hingga kini terdapat 152 UMKM binaan, di mana 70 di antaranya telah berorientasi ekspor dan berhasil menembus pasar internasional melalui berbagai kegiatan promosi di dalam dan luar negeri.
Wahyu menambahkan, pelaksanaan AMBF dan SSIF 2025 juga memperlihatkan peningkatan signifikan dalam hal partisipasi. Jumlah calon investor naik dari sembilan pada tahun lalu menjadi 27 tahun ini, sementara jumlah buyer meningkat dari 12 menjadi 30 yang berasal dari 17 negara. Hasilnya, total komitmen transaksi turut melonjak dari Rp98 miliar menjadi Rp228 miliar.
Berbagai agenda menarik turut digelar, antara lain consultation booth dengan tiga pembeli luar negeri, empat sesi talkshow tematik bersama narasumber nasional seperti perwakilan Bappenas dan pelaku ekspor, serta mini expo produk unggulan UMKM Sulsel. Tak hanya itu, peserta juga diajak melakukan kunjungan lapangan ke Kawasan Industri Makassar (KIMA) untuk melihat langsung potensi investasi di wilayah tersebut.
Dari sisi perdagangan, forum ini berhasil mencatat komitmen ekspor senilai lebih dari 12 juta dolar AS atau sekitar Rp228 miliar, meningkat lebih dari 110 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sebanyak 18 UMKM unggulan Sulawesi Selatan sukses menjalin kerja sama dengan 30 buyer mancanegara, memperkuat posisi produk lokal di pasar global.
Sementara dari sisi investasi, South Sulawesi Investment Forum tahun ini menghimpun 24 letter of intent melalui 64 sesi one-on-one meeting yang melibatkan 23 proyek investasi dengan potensi nilai mencapai Rp8,55 triliun. Capaian tersebut menjadi bukti kesiapan daerah menghadirkan proyek ready to invest yang menarik minat investor.
Staf Ahli Gubernur Sulsel Bidang Ekonomi, Pembangunan, dan Keuangan, Since Erna Lamba, mengungkapkan bahwa capaian investasi Sulsel hingga September 2025 sudah mencapai Rp13,716 triliun dari target Rp16,61 triliun atau 82,57 persen. Menurutnya, pencapaian ini merupakan hasil kerja kolaboratif antara pemerintah, dunia usaha, dan lembaga pendukung investasi.
“Pemerintah Sulawesi Selatan terus memberikan kemudahan dan insentif bagi para investor. Kami ingin memastikan bahwa berinvestasi di Sulsel tidak hanya mudah, tapi juga menguntungkan,” jelasnya. Ia juga mengapresiasi peran BI Sulsel yang terus memfasilitasi pelaku UMKM dan investor melalui penyelenggaraan forum berskala nasional seperti ini.
Erna berharap AMBF dan SSIF dapat dilaksanakan secara rutin setiap tahun, mengingat dampaknya sangat positif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah dan peningkatan ekspor produk lokal. Ia menilai, kegiatan ini telah memperkuat posisi Sulawesi Selatan sebagai salah satu daerah tujuan investasi potensial di Indonesia Timur.
Penutupan AMBF x SSIF 2025 menandai langkah konkret Sulsel dalam mendorong ekonomi hijau dan kolaborasi berkelanjutan antar pemangku kepentingan. Sinergi yang terbentuk di forum ini diharapkan mampu melahirkan lebih banyak “juara lokal” yang mampu bersaing di tingkat global.(**)