BERITAINEWS, Kolaka – Upaya memperkuat ketahanan pangan nasional kini memasuki fase baru melalui langkah kolaboratif yang berlangsung di Kabupaten Kolaka. Daerah ini menjadi pusat demonstrasi sekaligus eksperimen teknologi pertanian modern yang diharapkan mampu mendorong kemandirian pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.
Penanaman perdana demplot padi berkelanjutan dilakukan di Desa Puubunga, Desa Lemedai, dan Desa Pubenua. Inisiatif ini bukan hanya dimaknai sebagai kegiatan tanam biasa, tetapi sebagai gerakan perubahan menuju sistem pertanian yang adaptif, efisien, dan berkelanjutan.
Selama bertahun-tahun, petani di Kolaka menghadapi tantangan signifikan seperti keterbatasan varietas unggul, rendahnya pemanfaatan teknologi presisi, dan praktik budidaya yang masih tradisional. Hambatan tersebut berdampak pada hasil panen yang belum stabil dan kualitas hasil yang belum maksimal.
Melalui program berbasis riset ini, Pemerintah Kabupaten Kolaka bekerja sama dengan PT Vale Indonesia Tbk (bagian Mining Industry/ MindID) untuk menerapkan pendekatan yang lebih modern. Demplot diuji dengan varietas unggulan seperti PR25, PR107, Bujang Marantau, Trisakti, Menthik Wangi, serta Menthik Susu.
Selain itu, teknologi budidaya presisi seperti sistem Perennial Rice dan metode Salibu diterapkan untuk memungkinkan beberapa kali panen tanpa perlu menanam ulang. Teknologi tersebut diharapkan dapat menekan biaya produksi sekaligus meningkatkan efisiensi tanam dan panen.
Direktur Utama PT Vale Indonesia, Bernardus Irmanto, menyampaikan bahwa program ini bukan hanya tentang hasil panen, tetapi tentang membangun pondasi masa depan pangan Kolaka. Ia menegaskan bahwa inovasi sektor pertanian dan pengembangan industri dapat berjalan seiring dan saling menguatkan.
“Benih yang ditanam hari ini adalah investasi jangka panjang bagi masyarakat Kolaka. Kami ingin memastikan bahwa industri dan masyarakat tumbuh bersama dengan fondasi ketahanan pangan yang kokoh,” ujar Bernardus dalam keterangan persnya Senin (24/11/2025).
Program ini juga disambut baik oleh Pemerintah Kabupaten Kolaka yang menilai langkah tersebut sangat relevan dengan visi Kolaka Mandiri Pangan. Menurut pemerintah daerah, pertanian modern merupakan salah satu sektor strategis untuk memperkuat ekonomi masyarakat berbasis desa.
Deputi Bidang Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian RI, Widiastuti, menggarisbawahi bahwa pemerataan akses benih unggul dan teknologi harus dimulai dari desa. Ia menilai demplot ini merupakan model implementasi kebijakan pangan nasional yang konkret dan terukur.
Inisiatif ini juga merupakan kelanjutan program pertanian organik System of Rice Intensification (SRI) yang dijalankan sejak 2021 di Blok Pomalaa. Saat ini sudah terdapat 55 petani terlibat, termasuk sembilan petani perempuan, dan beberapa varietas seperti Menthik Susu mulai dipasarkan.
Ke depan, varietas unggul yang terbukti berhasil akan direproduksi secara massal serta diarahkan untuk memenuhi pasar lokal. Selain meningkatkan ketersediaan pangan, strategi ini juga diproyeksikan membantu petani memasuki rantai nilai agribisnis secara lebih kompetitif.
Direktur sekaligus CSCAO PT Vale Indonesia, Budiawansyah, menegaskan bahwa pendekatan berkelanjutan menjadi kunci utama dalam keberhasilan program ini. Ia menyebut bahwa keberhasilan pertanian bukan hanya soal panen, tetapi soal ekosistem yang mampu bertahan dan berkembang dalam jangka panjang.
Gerakan ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara industri, pemerintah, serta masyarakat mampu menjadi motor perubahan yang nyata. Dengan pendekatan ilmiah, edukasi, dan pendampingan, demplot ini diharapkan menjadi model transformasi pertanian bagi wilayah lain di Sulawesi Tenggara maupun Indonesia.
Kini, di Kolaka, setiap benih yang tumbuh bukan hanya tanaman, melainkan harapan. Harapan akan masa depan pangan yang mandiri, modern, berkelanjutan, dan mampu menjawab tantangan zaman.(**)