BERITAINEWS, MAKASSAR – Bank Indonesia kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui penyelenggaraan Karya Kreatif Sulawesi Selatan (KKS) 2025 bertajuk Wastra Heritage Market. Kegiatan ini resmi dibuka pada Kamis, 24 Juli 2025 di Atrium Mal Ratu Indah Makassar dan akan berlangsung hingga 27 Juli mendatang.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda, dalam sambutannya menyampaikan bahwa KKS merupakan bagian dari rangkaian Karya Kreatif Indonesia (KKI) yang telah digelar sejak 2016. Program ini bertujuan untuk mendorong UMKM binaan dan mitra agar terus berinovasi, meningkatkan kualitas produk, dan memperluas akses pasar domestik maupun global melalui pemanfaatan platform digital.

“Melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, perbankan, lembaga keuangan, dan pelaku industri kreatif, kita ingin menjadikan wastra—seperti batik dan tenun—sebagai pilar pertumbuhan ekonomi lokal dan simbol identitas budaya Sulsel,” ujar Rizki.
Rizki juga mengungkapkan bahwa KKS 2025 mengusung tiga strategi utama: business matching penjualan, pembiayaan, dan pengembangan kapasitas UMKM. Untuk business matching, lebih dari 70 UMKM wastra dan kuliner ikut serta. Mereka difasilitasi dalam promosi melalui fashion show, exhibition, hingga workshop dan diskusi tematik.
“Kolaborasi antara Bank Indonesia dan Indonesia Fashion Chamber (IFC) juga sudah menunjukkan hasil positif. Pada ajang Road to FESyar 2025 lalu, bisnis matching senilai Rp3,8 miliar berhasil difasilitasi,” tambahnya.
Strategi pembiayaan ditempuh melalui kerja sama dengan Bank Mandiri dan BPD Sulbar, di mana lebih dari 200 UMKM mengikuti workshop mengenai manajemen keuangan dan akses permodalan. Kegiatan ini juga menghadirkan success story dari alumni UMKM binaan serta narasumber tingkat nasional.
Bank Indonesia berharap wastra lokal tak hanya dilihat sebagai produk budaya, namun juga sebagai instrumen transformasi sosial dan ekonomi. Rizki menyebutkan, upaya ini juga didukung kebijakan Pemprov Sulsel melalui edaran ASN untuk mengenakan batik setiap Kamis sebagai bentuk komitmen terhadap produk lokal.
“Kami percaya bahwa dengan penguatan ekosistem digital, promosi internasional, dan jejaring antarwilayah, Sulawesi Selatan bisa jadi contoh nasional dalam pengembangan industri berbasis budaya,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia KKS 2025, Lili Gunawan, menyebutkan bahwa semua produk yang ditampilkan telah melalui proses kurasi ketat. Bahkan, beberapa di antaranya telah menembus pasar ekspor.
“Pagelaran ini menjadi ruang pembuktian bahwa produk UMKM Sulawesi Selatan layak bersaing di kancah global. Semoga acara ini terus berkelanjutan dan membawa manfaat luas bagi seluruh pelaku UMKM,” ujar Lili.
Acara pembukaan turut dihadiri perwakilan dari Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, pimpinan perbankan, lembaga keuangan, OJK, dan IFC Chapter Makassar. Antusiasme tinggi terlihat dari para pengunjung maupun peserta yang memadati lokasi sejak pagi.
KKS 2025 menjadi momentum penting dalam membangun kebanggaan terhadap produk wastra Selatan. Selain meningkatkan daya saing UMKM, kegiatan ini juga memperkuat peran budaya dalam pembangunan ekonomi inklusif dan berkelanjutan.(**)