BI Sulsel Dorong Penguatan Konsumsi dan Investasi Daerah

Berita Inews
Berita Inews
Berita Inews

BERITAINEWS, Makassar – Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Selatan menggelar Bincang Bareng Media di Café Good Fields, Jalan Botolempangan Makassar, pada Senin (17/11/2025). Kegiatan ini menghadirkan Kepala Perwakilan BI Sulsel Rizki Ernadi Wimanda, Deputi Kepala Perwakilan Ricky Satria, Ekonom Ahli Oki Hermansyah, serta Kepala Divisi Aswin Gantina.

Acara tersebut mengangkat tema Outlook Perekonomian Sulawesi Selatan dan Arah Kebijakan Bank Indonesia, dengan fokus pada dinamika ekonomi global, nasional, dan regional. Para narasumber memaparkan evaluasi terkini serta rekomendasi untuk memperkuat ketahanan ekonomi daerah.

Bacaan Lainnya

Dalam pemaparannya, Rizki Ernadi Wimanda menegaskan bahwa perekonomian global tahun 2025 masih dibayangi ketidakpastian tinggi. Sejumlah indikator risiko geopolitik dan kebijakan ekonomi menunjukkan tren peningkatan dibanding tahun sebelumnya.

Meski demikian, prospek global menunjukkan sedikit perbaikan. Pertumbuhan ekonomi dunia naik tipis menjadi 3,1 persen, dipengaruhi penguatan ekonomi Tiongkok yang didorong oleh stimulus fiskal. Namun, perlambatan masih terjadi di negara-negara maju seperti Jepang dan kawasan Eropa.

Rizki juga menjelaskan bahwa pasar tenaga kerja Amerika Serikat belum solid, yang memicu penurunan suku bunga acuan. Kondisi ini berdampak pada terbatasnya aliran modal ke pasar negara berkembang serta mendorong kenaikan harga emas sebagai aset lindung nilai.

Pada tingkat nasional, perekonomian Indonesia triwulan III 2025 tumbuh 5,04 persen, sedikit melambat dibanding triwulan sebelumnya. Menurut BI, pertumbuhan yang stagnan di kisaran 5 persen memerlukan inovasi kebijakan agar daya dorong ekonomi semakin kuat.

Dari sisi pengeluaran, konsumsi pemerintah menjadi satu-satunya komponen yang meningkat, sementara komponen lain mengalami penurunan. Di sisi lapangan usaha, hanya sektor pertanian dan jasa pendidikan yang mencatatkan pertumbuhan positif.

Untuk kawasan Sulawesi, pertumbuhan ekonomi tercatat 5,84 persen dengan kontribusi terbesar berasal dari Sulawesi Selatan. Wilayah ini mencatat share of growth sebesar 2,23 persen, menjadikannya penggerak utama perekonomian Sulawesi.

Sementara itu, inflasi nasional masih berada dalam kisaran target 2,5 ± 1 persen, meski volatile food berada di level 6,6 persen. Inflasi Sulawesi Selatan pada Oktober tercatat 0,1 persen, menempatkan provinsi ini di posisi ke-22 secara nasional.

Di sisi eksternal, cadangan devisa Indonesia tetap di level aman, cukup untuk kebutuhan impor dan pembayaran utang luar negeri hingga enam bulan ke depan. Nilai tukar rupiah juga sempat menguat ke posisi Rp16.585 per dolar AS.

Rizki menekankan bahwa perekonomian Sulawesi Selatan membutuhkan penguatan konsumsi rumah tangga dan investasi agar pertumbuhan lebih berkelanjutan. Keduanya tercatat sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi daerah sepanjang 2025.

Ia menutup pemaparannya dengan menegaskan komitmen BI Sulsel dalam memperkuat koordinasi dengan pemerintah daerah, pelaku usaha, dan sektor perbankan. “Kami ingin memastikan bauran kebijakan BI dapat mendukung stabilitas ekonomi Sulawesi Selatan serta mendorong pertumbuhan yang berkualitas,” ujar Rizki.(**)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *