Corona Dunia: Booster Vaksin Belum Diperlukan; Sumber Lonjakan Kasus Ditemukan

Ilustrasi Bendung Corona Foto: Indra Fauzi/kumparanBerbagai negara masih berjuang menghadapi pandemi corona yang belum usai. Mulai dari pemberian vaksin hingga pembatasan mobilitas dilakukan untuk melindungi warganya dari terinfeksi COVID-19.kumparan merangkum sejumlah upaya penanganan corona dari berbagai negara. Berikut rangkumannya:WHO: Booster Vaksin COVID-19 Belum DiperlukanIlustrasi ibu hamil lakukan vaksinasi atau divaksin. Foto: Shutter StockOrganisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan data yang ada saat ini tidak menunjukkan bahwa suntikan ketiga (booster) vaksin COVID-19 diperlukan. Mereka mengimbau, orang-orang yang paling rentan di seluruh dunia harus divaksinasi penuh terlebih dulu sebelum negara-negara berpenghasilan tinggi melakukan ‘upgrade’ perlindungan.”Kami yakin dengan jelas bahwa data hari ini tidak menunjukkan bahwa booster diperlukan,” kata Kepala ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan, dalam konferensi pers Jenewa dikutip dari Reuters.“Diperlukan penelitian lebih lanjut,” tambah dia.Penasihat senior WHO Bruce Aylward menyayangkan stok vaksin yang ada di dunia tak tersalur merata. Ini dia sampaikan dalam rangka menanggapi negara-negara berpenghasilan tinggi yang akan membagikan booster kepada warganya.AS Akan Beri Booster Vaksin Corona Bagi Warga Mulai September 2021Petugas kesehatan memberikan vaksin kepada kepada warga di CVS Pharmacy, New York City, New York, AS. Foto: Mike Segar/REUTERSAmerika Serikat (AS) berencana memberikan suntikan dosis ke-3 (booster) vaksin corona kepada warganya secara luas mulai 20 September 2021. Hal ini adalah upaya pemerintahan Biden itu untuk memerangi serbuan varian Delta, serta mengantisipasi data yang menunjukkan berkurangnya perlindungan vaksin dari waktu ke waktu.Dikutip dari Reuters, booster vaksin akan ditawarkan kepada orang Amerika yang telah mendapatkan dua dosis vaksin COVID-19 yang diproduksi Moderna Inc, Pfizer Inc dan BioNTech AG, setidaknya delapan bulan lalu. Hal ini diumumkan Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan dalam sebuah pernyataan di laman resmi mereka pada Rabu (18/8).Booster utamanya ditujukan kepada warga yang divaksin dua dosis. Tetapi pejabat kesehatan AS mengatakan, booster mungkin juga akan ditawarkan kepada orang yang divaksin dosis tunggal seperti Johnson & Johnson atau vaksin lain yang disetujui negara itu.Lebih lanjut, booster akan diprioritaskan bagi tenaga kesehatan, lansia seperti penghuni panti jompo dan orang tua. Yakni kelompok yang juga menjadi sasaran vaksinasi pertama di AS pada akhir 2020 dan awal 2021.Efikasi Vaksin Corona di Panti Jompo AS Turun Jadi 53,1% Akibat Varian DeltaPeneliti CDC mengungkap pada Rabu (18/8), efikasi vaksin COVID-19 pada warga di panti jompo di Amerika Serikat (AS) terpantau menurun akibat varian Delta. Hal ini pun terjadi di fasilitas perawatan jangka panjang, di mana mayoritas penghuninya berusia lanjut dan punya kondisi kesehatan yang lemah.Hasil penelitian tersebut diterbitkan dalam Laporan Mingguan Morbiditas dan Kematian Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS. Kendati demikian, vaksin corona dipastikan masih sangat efektif untuk mencegah gejala parah yang memerlukan rawat inap.Lebih rinci, peneliti CDC mengambil data mingguan dari 3.862 panti jompo dan fasilitas perawatan jangka panjang yang pada 1 Maret hingga 9 Mei sebelum Delta tersebar luas. Ini kemudian dibandingkan dengan data dari 14.917 fasilitas sejenis pada 21 Juni hingga 9 Agustus, ketika varian Delta makin mendominasi kasus corona di AS.Hasil penelitian ini menemukan bahwa efikasi vaksin dua dosis dari Pfizer/BioNTech dan Moderna untuk mencegah COVID-19 gejala ringan atau berat turun dari 74,7% menjadi 53,1%. Efektivitas untuk vaksin kedua vaksin ini pun diperkirakan mengalami penurunan yang serupa.KBRI Makamkan ABK WNI yang Wafat Akibat COVID-19 di Panama CityPemakaman ABK WNI Erman Suherman oleh KBRI di Panama City, Panama, Rabu (18/8). Foto: Dok. IstimewaKBRI Panama City terjun membantu pemakaman Erman Suherman, anak buah kapal Warga Negara Indonesia (ABK WNI) yang bekerja di Kapal Goei Maru 8 berbendera Jepang pada Rabu (18/8). Pemakaman dilakukan pukul 13.00 siang waktu Panama, bertempat di pemakaman Muslim, Nuevo Empredador, Arraijan atau sekitar 24 km dari Panama City.Duta Besar Sukmo Harsono, yang didampingi Counsellor Protokol dan Konsuler, Rheinhard Sinaga, turut menyaksikan langsung proses pemakaman jenazah Erman.Almarhum Erman meninggal dunia akibat COVID-19 pada 21 Juli 2021 di Kapal Goei Maru 8. Almarhum yang lahir di Cirebon tanggal 3 Mei 1963 ini meninggalkan seorang Istri dan dua orang anak.Sebelum dimakamkan, jenazah terlebih dulu disalatkan di lokasi pemakaman pada saat penguburan. Pemakaman berlangsung dengan protokol kesehatan masa COVID-19 dan berjalan lancar serta singkat.Oxford: Efikasi Pfizer dan AstraZeneca Turun usai 3 Bulan Terhadap Varian DeltaPenampakan varian Corona Delta terungkap. Foto: Dok. Jason Roberts/VIDRL – Doherty Institute, 2021Studi terbaru Universitas Oxford di Inggris menemukan bahwa efikasi vaksin COVID-19 Pfizer dan AstraZeneca turun usai 3 bulan terhadap varian Delta. Studi juga menunjukkan, orang yang sudah mendapat suntikan dosis penuh Pfizer atau AstraZeneca lebih berisiko terpapar corona varian Delta dibandingkan virus awal yang ditemukan di Wuhan.Menurut hasil studi, kemanjuran vaksin Pfizer usai 90 hari sejak pemberian dosis kedua turun menjadi 75% dalam mencegah infeksi corona. Sementara kemanjuran vaksin AstraZeneca turun menjadi 61%.Efikasi vaksin Pfizer tersebut turun dari hasil 85% yang terlihat pada minggu kedua setelah seseorang divaksinasi dosis penuh. Sementara di minggu tersebut efikasi AstraZeneca yakni 68%.Sumber Lonjakan Corona di Selandia Baru Ditemukan: Penumpang Asal SydneyPerdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern. Foto: MARTY MELVILLE/AFPPerdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan, pemeriksaan genome sequencing berhasil mengungkap asal usul dari varian Delta di Selandia Baru yang membuat kasus corona di negara itu kembali melonjak.Kasus positif aktif saat ini ternyata serupa dengan kasus pada penumpang penerbangan yang kembali dari Kota Sydney, Australia, pada 7 Agustus lalu.Penumpang tersebut terkonfirmasi positif COVID-19 pada 9 Agustus dan langsung menjalani karantina di fasilitas karantina khusus. Ia akhirnya dipindah ke rumah sakit pada 16 Agustus.“Ini adalah perkembangan yang signifikan. Ini berarti, kita bisa lebih yakin soal bagaimana dan kapan virus ini masuk ke negara kita,” kata Ardern pada Kamis (19/8), dikutip dari Reuters.“Dan berdasarkan pada lini masa, ada kaitan yang hilang, mungkin satu atau dua kasus, di antara si penumpang ini dengan kasus-kasus lainnya. Dan periode di mana pasien-pasien konfirmasi ini berada di tengah masyarakat ini tergolong singkat,” lanjutnya.

e catalog beritainews

Pos terkait