BERITAINEWS MAROS — Di Dusun Pao Pao, Desa Mangngai, Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros, Sulawesi-Selatan sebidang lahan pekarangan yang dulunya terabaikan kini menumbuhkan harapan.
Ia bukan lagi tanah kosong di pekarangan, melainkan kebun hijau nan produktif, hasil nyata dari semangat kolaborasi yang menggugah antara Kelompok Wanita Tani (KWT) setempat dan Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi. Transformasi ini bukan sekadar perubahan fisik, melainkan simbol ketahanan pangan dan kemandirian yang mulai bersemi. Selasa, 21 Oktober 2025.
Kolaborasi ini telah mengubah lanskap desa, dari petak-petak tanah tak terurus menjadi basis hijau yang kaya akan sayuran dan buah-buahan lokal. Para ibu di KWT Dusun Pao Pao, dengan bimbingan dan dukungan dari Pertamina, kini menjadi aktor utama dalam mewujudkan swasembada pangan keluarga dan komunitas. Inisiatif ini adalah bukti nyata bahwa dengan sedikit sentuhan dan banyak kemauan, potensi lokal dapat dioptimalkan secara luar biasa.
Andreas Yanuar Arinawa, Manajer AFT Hasanuddin, menekankan pentingnya program ini. “Ini merupakan bentuk nyata dukungan Pertamina terhadap ketahanan pangan masyarakat,” ujarnya. Ia menambahkan, “Program ini merupakan wujud kontribusi perusahaan dalam menjawab potensi dan kebutuhan lokal, khususnya di sektor pertanian, pemberdayaan perempuan, dan pelestarian lingkungan. Melalui pendekatan CSR yang berkelanjutan, kami berharap dapat mendorong terciptanya desa yang mandiri dan berdaya.
Inisiatif ini tidak hanya berfokus pada hasil panen, tetapi juga pada penguatan peran perempuan dalam pengelolaan ekonomi keluarga dan pelestarian lingkungan melalui praktik berkebun yang ramah lingkungan. Dampaknya terasa lebih luas, memberikan nilai gizi bagi keluarga sekaligus peluang ekonomi bagi anggota KWT.
T. Muhammad Rum, Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, menegaskan bahwa langkah ini sejalan dengan komitmen perusahaan dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
“Program ini secara langsung berkontribusi pada SDG 2 – Tanpa Kelaparan, dengan mendorong ketersediaan pangan bergizi dari pekarangan rumah,” jelas Rum.
“Selain itu, ini juga memperkuat SDG 5 – Kesetaraan Gender, dengan memperkuat peran perempuan dalam pengelolaan pangan keluarga, serta SDG 12 – Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, melalui praktik ramah lingkungan dan pemanfaatan sumber daya lokal secara berkelanjutan.
Transformasi di Dusun Pao Pao adalah pelajaran berharga tentang kekuatan kolaborasi. Langkah kecil di pekarangan rumah dapat membawa perubahan besar, membuktikan bahwa masyarakat desa mampu menjadi pelaku utama dalam mewujudkan ketahanan pangan dan pembangunan berkelanjutan.
Kebun hijau produktif ini adalah mercusuar harapan, menunjukkan bagaimana sinergi antara korporasi dan komunitas dapat menciptakan masa depan yang lebih hijau, mandiri, dan sejahtera. (Bas)