Seekor babi terlihat di kandangnya di sebuah peternakan di Canongo, Dajabon, Republik Dominika. Foto: Ricardo Rojas/REUTERSRepublik Dominika akan menyembelih puluhan ribu babi setelah mendeteksi wabah demam babi Afrika di 11 dari 31 provinsi di negara itu, kata pihak berwenang, dikutip dari Reuters.Fernando Duran, Administrator Banco Agricola yang dikelola negara, mengatakan pada konferensi pers bahwa pemerintah akan membayar harga pasar setiap hewan yang disembelih kepada peternak babi.Pengumuman penyembelihan muncul setelah pihak berwenang mengirim 389 sampel dari peternakan babi di seluruh negeri ke laboratorium AS setelah mencatat kematian hewan yang meluas di tiga provinsi pada bulan lalu.Sejumlah babi terlihat di kandangnya di sebuah peternakan di Canongo, Dajabon, Republik Dominika. Foto: Ricardo Rojas/REUTERSPihak berwenang mengatakan satu-satunya cara untuk menghentikan penyakit yang mematikan dan belum ada vaksinnya, adalah dengan membunuh seluruh populasi babi di peternakan yang telah dideteksi.Pemerintah pada Jumat (30/7) mengonfirmasi keberadaan virus di provinsi Montecristi, di barat laut, dan Santiago Rodriguez, di pusat negara itu.Direktur Kementerian Pertanian di wilayah Barat Laut, Julio Cesar Estevez, memperkirakan jika operasi pembunuhan populasi babi segera dilakukan, wabah itu bisa diberantas dalam waktu sekitar lima bulan, seperti dikutip Reuters.Pembantaian itu diperkirakan akan mengakibatkan kerugian ekonomi sekitar $180 juta atau sekitar Rp 2,5 Triliun.Republik Dominika akan menyembelih puluhan ribu babi setelah mendeteksi wabah demam babi Afrika.
Foto: Ricardo Rojas/REUTERSPemerintah akan membayar harga pasar setiap hewan yang disembelih kepada peternak babi.
Foto: Ricardo Rojas/REUTERSPembasmian ini akan dilakukan setelah pihak berwenang mengirim 389 sampel dari peternakan babi di seluruh negeri ke laboratorium AS.
Foto: Ricardo Rojas/REUTERSUntuk menghentikan penyakit yang mematikan ini dengan membunuh seluruh populasi babi di peternakan yang telah dideteksi.
Foto: Ricardo Rojas/REUTERSPemerintah mengonfirmasi keberadaan virus di provinsi Montecristi, di barat laut, dan Santiago Rodriguez, di pusat negara itu.
Foto: Ricardo Rojas/REUTERSJika operasi pembunuhan populasi babi segera dilakukan, wabah itu bisa diberantas dalam waktu sekitar lima bulan.
Foto: Ricardo Rojas/REUTERS
Pembantaian itu diperkirakan akan mengakibatkan kerugian ekonomi sekitar $180 juta atau sekitar Rp 2 Triliun.
Foto: Ricardo Rojas/REUTERS***