BERITAINEWS, Kolaka – Proyek HPAL Pomalaa dinilai menjadi salah satu pilar strategis dalam mendorong agenda hilirisasi nikel dan penguatan industri baterai nasional di Indonesia.
Melalui teknologi HPAL, bijih nikel laterit diolah menjadi Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) yang merupakan komponen penting dalam rantai pasok baterai kendaraan listrik dan energi terbarukan.
Deputy General Manager PT Kolaka Nickel Industry, Shao Weisheng, mengatakan kedatangan autoclave menjadi langkah nyata menuju pengoperasian fasilitas HPAL berstandar global.
“Kami bangga menjadi bagian dari kolaborasi strategis ini. Kedatangan autoclave menandai kesiapan menuju pengoperasian fasilitas HPAL kelas dunia di Pomalaa,” kata Shao Weisheng.
Ia menilai teknologi HPAL membuka peluang besar bagi peningkatan nilai tambah sumber daya mineral di dalam negeri.
Menurutnya, proyek ini juga menjadi sarana transfer teknologi dan penguatan kapasitas tenaga kerja nasional, khususnya di Sulawesi Tenggara.
Selain berdampak pada sektor industri, HPAL Pomalaa diharapkan mampu menciptakan efek berganda bagi perekonomian daerah melalui penyerapan tenaga kerja dan pengembangan ekonomi lokal.
Proyek ini merupakan bagian dari agenda nasional untuk memperkuat ketahanan industri berbasis sumber daya mineral.
Dengan mengolah mineral di dalam negeri, Indonesia diharapkan tidak hanya menjadi pemasok bahan mentah, tetapi juga pemain utama dalam rantai pasok industri global.
PT Vale dan KNI menegaskan komitmen melanjutkan pembangunan proyek sesuai target dengan standar keselamatan dan kualitas tinggi.
Keberadaan HPAL Pomalaa dinilai akan memperkuat posisi Indonesia dalam mendukung transisi energi dan ekonomi rendah karbon di tingkat global.(**)