BERITAINEWS, Makassar – Upaya memberdayakan penyandang disabilitas kembali ditunjukkan PT Pelindo Jasa Maritim (SPJM) melalui gelaran Difablepreneur Batch 2 yang bekerja sama dengan Kementerian Sosial RI, Sentra Wirajaya Makassar. Program ini menghadirkan pelatihan pembuatan batik dan tote bag, dua keterampilan yang dinilai memiliki potensi pasar yang luas.
Pembukaan kegiatan berlangsung hangat dengan sambutan dari jajaran SPJM dan Kemensos. Hadir pula pelatih dari UMKM binaan SPJM yang memberikan materi produksi kreatif secara langsung kepada peserta. Seluruh peserta tampak bersemangat mencoba teknik-teknik dasar dalam sesi praktik.
SVP Sekretaris Perusahaan SPJM, Tubagus Patrick, menyampaikan bahwa kerja sama berkelanjutan seperti ini menunjukkan keseriusan perusahaan dalam membangun budaya inklusif.
“Kami ingin memastikan bahwa teman-teman disabilitas juga memiliki kesempatan untuk berkembang dan berdaya. Program ini adalah bagian dari komitmen jangka panjang kami untuk memfasilitasi mereka mendapatkan keterampilan yang aplikatif,” tegasnya.
Selain kemampuan teknis, peserta juga diberikan materi tambahan seperti strategi pemasaran digital, pemilihan bahan baku, hingga cara memastikan kualitas produk agar dapat bersaing di pasar.
Pihak Kemensos melalui Sentra Wirajaya Makassar turut memberikan dukungan penuh. Mereka menilai pelatihan semacam ini penting dalam proses rehabilitasi sosial dan peningkatan keterampilan penerima manfaat. Kolaborasi dengan dunia usaha menjadi langkah strategis untuk memperluas peluang.
Pelatihan ini juga dirangkaikan dengan penyerahan bantuan alat mobilitas bagi penyandang disabilitas, seperti kursi roda elektrik, kursi roda manual, dan tongkat jalan. Bantuan ini diharapkan dapat mendukung mobilitas peserta sekaligus meningkatkan akses mereka dalam beraktivitas.
Peserta mengaku sangat terbantu dengan pelatihan yang diberikan. Selain bisa belajar hal baru, mereka merasa lebih termotivasi untuk memulai usaha rumahan dengan memanfaatkan keterampilan yang diperoleh selama kegiatan.
Selama dua hari kegiatan, para peserta menunjukkan antusiasme tinggi, terutama pada sesi pengecatan batik dan merancang tote bag. Keceriaan dan kreativitas terlihat jelas dari hasil karya mereka.
SPJM berharap program Difablepreneur dapat terus digelar setiap tahun sebagai upaya pemenuhan hak ekonomi penyandang disabilitas. Keberlanjutan program ini dinilai mampu membuka akses kerja, menumbuhkan UMKM baru, serta meningkatkan kesejahteraan sosial.(**)