BERITAINEWS, Maros – Limbah organik yang dulunya dipandang sebagai masalah, kini bertransformasi menjadi solusi berkat inisiatif PT Pertamina Patra Niaga Sulawesi. Melalui Aviation Fuel Terminal (AFT) Hasanuddin, Pertamina menghadirkan program Eco-Cycle di Kebun Raya Pucak, Maros, Sulawesi Selatan.
Program ini mengajak pengelola kebun dan masyarakat sekitar untuk mengolah limbah rumput, daun kering, hingga kotoran sapi menjadi pupuk kompos organik. Inovasi tersebut diharapkan mendukung pelestarian lingkungan sekaligus mengurangi pencemaran akibat penumpukan sampah.
Sosialisasi dan pelatihan berlangsung di Aula Kebun Raya Pucak dengan suasana interaktif. Perwakilan Kelompok Wanita Tani Baji Minasa, desa binaan Pertamina, turut terlibat aktif dalam praktik pembuatan kompos, pada sabtu 27/9/2025.“Kami ingin mengubah cara pandang terhadap limbah, dari yang dianggap masalah menjadi sumber kehidupan,” ujar Andreas Yanuar Arinawan, AFT Manager Hasanuddin.
Andreas menambahkan, melalui Eco-Cycle, Kebun Raya Pucak berpeluang lebih mandiri dalam penyediaan pupuk organik. Selain itu, keterlibatan komunitas lokal diharapkan menjadi inspirasi untuk menjaga kelestarian lingkungan sekitar.
Dukungan Pertamina tidak hanya berupa edukasi, tetapi juga penyediaan sarana pengomposan seperti compost bag, starter, dan mikroorganisme lokal (MOL). Dengan itu, proses pembuatan pupuk dapat berjalan lebih optimal dan berkelanjutan.
Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, T. Muhammad Rum, menyampaikan bahwa Eco-Cycle sejalan dengan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Beberapa di antaranya adalah kesetaraan gender melalui pemberdayaan perempuan, konsumsi-produksi berkelanjutan, pengendalian perubahan iklim, serta perlindungan ekosistem daratan.
Pengolahan limbah organik menjadi kompos dinilai dapat menekan emisi karbon dari pembakaran sampah, sekaligus meningkatkan kesuburan tanah. Hal ini memberi dampak positif bagi keanekaragaman hayati di kawasan konservasi Kebun Raya Pucak.
“Eco-Cycle menjadi bukti nyata kolaborasi antara industri, komunitas, dan kawasan konservasi untuk masa depan lebih hijau,” tutur Rum. Ia menegaskan bahwa keberhasilan program ini sangat bergantung pada partisipasi aktif masyarakat.
Dengan hadirnya Eco-Cycle, Pertamina Patra Niaga Sulawesi meneguhkan komitmen tanggung jawab sosial dan lingkungan. Program ini membuktikan bahwa limbah dapat bernilai, bila diolah dengan pendekatan tepat.(**)