BERITAINEWS, Maros — Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi terus memperkuat komitmen sosialnya melalui program edukasi kebencanaan bagi pelajar. Bersama Lingkar Topografi Indonesia (LITOF) dan BPBD Kabupaten Maros, perusahaan ini menggelar Sekolah Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di SMA Negeri 8 Mandai.
Kegiatan ini diikuti 50 siswa yang diajak mengenal potensi bencana di lingkungan sekitar serta dilatih praktik dasar penanganan darurat. Pelatihan disusun dengan metode yang menarik, mulai dari permainan interaktif hingga simulasi evakuasi korban.
Menurut Andreas Yanuar Arinawan, Aviation Fuel Terminal Manager Hasanuddin, kegiatan ini mencerminkan tanggung jawab sosial Pertamina terhadap masyarakat sekitar.
“Kami ingin hadir sebagai bagian dari komunitas yang siap menghadapi situasi darurat. Edukasi seperti ini membuat sekolah dan keluarga lebih peduli terhadap keselamatan,” ujarnya.
Sementara itu, T. Muhammad Rum, Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, menegaskan bahwa kegiatan ini mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama pada sektor pendidikan, komunitas berketahanan, dan aksi iklim.
“SPAB menjadi cara kami berkontribusi terhadap SDG 4, 11, dan 13. Pendidikan tangguh bencana adalah investasi sosial jangka panjang,” ungkapnya.
Dukungan juga datang dari pihak sekolah. Asriyani, S.Pd., Kepala SMA 8 Mandai, menyebut kegiatan ini sangat relevan dengan kebutuhan siswa.
“Anak-anak kini lebih sadar akan risiko dan tahu apa yang harus dilakukan saat terjadi bencana. Ini langkah kecil tapi berdampak besar,” katanya.
Antusiasme siswa terlihat sepanjang kegiatan, terutama saat mereka mempraktikkan teknik evakuasi yang benar. Dengan bimbingan instruktur, para peserta belajar bahwa menolong sesama bukan hanya soal keberanian, tetapi juga pengetahuan dan kesiapan.
Program ini menegaskan peran Pertamina Patra Niaga sebagai perusahaan energi yang tak hanya fokus pada bisnis, tapi juga pada keberlanjutan sosial dan keselamatan masyarakat.
Dengan semangat kolaborasi dan kepedulian lingkungan, SPAB diharapkan menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain untuk membangun budaya siaga bencana sejak dini.(**)