BERITAINEWS, Pomalaa — PT Vale Indonesia Tbk kembali menegaskan komitmennya terhadap pembangunan industri nikel berkelanjutan di Indonesia. Kali ini, perusahaan menandai dimulainya pembangunan infrastruktur pendukung untuk Indonesia Growth Project (IGP) Pomalaa di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara—sebuah langkah strategis yang diyakini akan mengukuhkan posisi Indonesia dalam rantai pasok global kendaraan listrik.
Melalui seremoni peletakan batu pertama yang berlangsung di View Point Living Area, PT Vale bersama mitra konstruksinya, PT Leighton Contractors Indonesia (LCI), resmi memulai proyek besar ini. Seremoni tersebut turut dihadiri berbagai pemangku kepentingan penting, seperti Bupati Kolaka Amri, Ketua Komisi III DPRD Kolaka Israfil Sanusi, President Director LCI Simon Burley, serta perwakilan dari Kedutaan Besar Australia.
Pembangunan yang sedang berlangsung meliputi fasilitas vital seperti Workshop, Office Area, dan Operational Camp, serta infrastruktur penunjang lainnya seperti Operation Building, Maintenance Building, hingga fasilitas hunian dan gedung pendukung. Proyek ini ditargetkan rampung dalam waktu 26 bulan, dengan standar keselamatan kerja tinggi dan teknologi konstruksi modern yang efisien.
Progres pembangunan fisik IGP Pomalaa sendiri telah mencapai 31 persen hingga Juli 2025. Termasuk di dalamnya adalah tahap awal konstruksi fasilitas High Pressure Acid Leaching (HPAL), hasil kolaborasi dengan Huayou, perusahaan global terkemuka dalam teknologi pengolahan nikel laterit. Melalui pendekatan ini, PT Vale membuka peluang pemanfaatan limonite—jenis bijih nikel yang sebelumnya kurang dimaksimalkan—sebagai bahan baku strategis untuk baterai kendaraan listrik.
“Proyek ini bukan hanya soal investasi, tetapi bagaimana limonite yang dulu dianggap tak berguna bisa menjadi sumber kesejahteraan,” ujar Mohammad Rifai, Head of Pomalaa Project PT Vale. “Kami tidak bisa melakukannya sendiri. Kolaborasi dengan mitra seperti LCI memberi keyakinan bahwa proyek ini akan memberi warisan nyata untuk masa depan.”
Presiden Direktur LCI, Simon Burley, juga menyampaikan antusiasmenya atas kerja sama ini. “Kami bangga bisa kembali berkarya di Indonesia dan turut berkontribusi pada proyek strategis nasional. Keselamatan dan efisiensi adalah prioritas kami,” ujarnya. Ia juga menyempatkan mengucapkan selamat ulang tahun ke-57 untuk PT Vale, yang disebutnya sebagai mitra luar biasa.
Dukungan terhadap proyek ini juga datang dari Kedutaan Besar Australia. Julia DeLorenzo, selaku Second Secretary Economic Trade and Investment, menyebut proyek ini sebagai simbol kuatnya hubungan bilateral Indonesia-Australia di luar wilayah Jawa. “CIMIC Group, induk LCI, telah berkiprah lebih dari 50 tahun di Indonesia. Ini bukti investasi jangka panjang yang kami bangun.”
Namun, proyek ambisius ini juga mendapat sorotan dari pemerintah daerah. Bupati Kolaka, Amri, menegaskan pentingnya keterlibatan tenaga kerja lokal. Ia mengingatkan mitra-mitra Vale untuk mematuhi regulasi yang mewajibkan minimal 70 persen pekerja tidak terampil berasal dari daerah setempat. “Pengangguran masih tinggi. Ini soal keadilan dan tanggung jawab sosial,” ujarnya tegas. Ia juga menagih janji realisasi smelter bersama PT KNI yang sebelumnya telah dicanangkan.
Sebagai penutup seremoni, para pejabat dan undangan melakukan penanaman pohon secara simbolis. Sebuah gestur sederhana, namun sarat makna: bahwa pembangunan industri harus berjalan seiring dengan komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan.(**)