BERITAINEWS MAKASSAR — KONEKSI, inisiatif kolaborasi di sektor pengetahuan dan inovasi yang mendukung kemitraan antara Australia dan Indonesia, menyelenggarakan seri Knowledge and Innovation Exchange (KIE) sebagai tindak lanjut pengembangan 38 proyek kemitraan riset di bidang Lingkungan dan Perubahan Iklim (ECC) yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Acara ini meliputi tiga rangkaian kegiatan, yakni dua Roadshow di Makassar dan Surabaya, serta ditutup dengan kegiatan Summit di Jakarta. Makassar dipilih sebagai kota pertama dalam rangkaian seri KIE karena selain mewakili pusat pertumbuhan ekonomi, kota ini juga mewakili kawasan Indonesia timur. Wilayah ini memiliki tantangan sosial-ekologis yang khas, mulai dari kerentanan terhadap perubahan iklim hingga risiko bencana.
Acara ini dihadiri oleh 200 peserta dari berbagai sektor, termasuk pemerintah, organisasi internasional, masyarakat sipil, akademisi, media lokal, perwakilan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT), serta KONEKSI. Selasa, 19 Agustus 2025 di Hotel Four Points Makassar.
Konsul Jenderal Australia di Makassar, Todd Dias menyoroti komitmen dan peluang kolaborasi riset Australia-Indonesia, khususnya melalui KONEKSI.
“Pemerintah Australia memiliki kerja sama yang erat dengan Indonesia di bidang pendidikan tinggi dan riset, dengan ratusan kemitraan melibatkan organisasi kedua negara. Melalui KONEKSI, Australia mendukung 38 proyek riset kolaboratif untuk merespons perubahan iklim di wilayah Indonesia timur. Dukungan ini berupa penelitian bersama, memperluas talenta para peneliti di bidang pengetahuan dan teknologi untuk membangun budaya kolaborasi antara organisasi Australia—Indonesia. Kami harap rangkaian Roadshow KIE yang pertama di Makassar ini menawarkan peluang berharga untuk pertukaran pengetahuan dan memperkuat pemahaman bersama tentang kemitraan Australia–Indonesia dalam merespons perubahan iklim ,” kata Todd dalam sambutannya.
Hadir pula sebagai perwakilan pemerintah daerah, Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Jufri Rahman pada pembukaan acara Roadshow Makassar KIE, “Kami punya komitmen besar untuk menjadikan pengetahuan dan data sebagai basis penyusunan kerangka regulasi. Dalam RPJMD Sulawesi Selatan 2025–2030 yang sekarang dalam tahap rancangan akhir, kami juga memasukkan poin tentang pembangunan infrastruktur yang berkeadilan dan tangguh terhadap bencana dan perubahan iklim untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi. Di samping itu, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan juga mendukung komitmen Agenda Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dengan memperkuat jejaring kolaborasi, termasuk dengan para peneliti—seperti yang kita lakukan hari ini. Serta, memperkuat inovasi berbasis komunitas lewat kearifan lokal yang kita akomodasi dalam kebijakan yang bersifat inklusif, sehingga bisa memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat,” kata Jufri.
Peran Sinergi untuk Ketahanan Masyarakat
Pada sesi pagi ini, peserta diajak untuk berfokus membahas serta mengangkat tantangan, kearifan lokal yang dimiliki masyarakat untuk ketahanan iklim di wilayah Indonesia Timur, dengan adopsi yang banyak didorong khususnya oleh perempuan. Selain itu, pada rangkaian sesi mendatang, diskusi akan turut menyoroti pentingnya pemberdayaan melalui pendekatan yang inklusif, pemanfaatan pengetahuan lokal, serta penerapan solusi berkelanjutan dalam menghadapi dampak perubahan iklim. Sebagai tindak lanjut dari hasil riset partisipatif, rangkaian pemaparan hingga diskusi panel diharapkan dapat diadopsi oleh pemangku kepentingan terkait, seperti pemerintah daerah, akademisi, pelaku usaha, masyarakat sipil, mitra pembangunan di Provinsi Sulawesi Selatan.
Plt Deputi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas Pungkas Bahjuri Ali turut menegaskan pentingnya kolaborasi antara pengetahuan dan kebijakan tersebut. “Dari pengalaman pribadi, saya melihat ada tiga tantangan yang bisa diantisipasi untuk mengolah riset menjadi kebijakan. Pertama, kehadiran penelitian untuk menghasilkan bukti dalam menjawab langsung permasalahan yang dihadapi. Kedua, keterhubungan antara data berbasis bukti ini sebagai kebijakan yang relevan. Ketiga, kehadiran momentum yang tepat karena kita sudah mengakumulasi riset-riset tersebut untuk memenuhi kebutuhan perancangan kebijakan khususnya terkait isu lingkungan dan perubahan iklim,” kata Pungkas.
Sebagai informasi, Roadshow Makassar KIE akan dilanjutkan hingga hari kedua yang berfokus pada pendalaman narasi yang paling komprehensif terkait isu Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial (GEDSI), dengan melibatkan berbagai pihak terkait. Berbeda dengan hari pertama, kegiatan hari kedua diselenggarakan secara eksklusif dengan peserta terbatas sebanyak 50 orang, termasuk perwakilan pemerintah nasional dan daerah, mitra riset ECC, organisasi masyarakat sipil, pelaku industri, serta tim KONEKSI.
Tentang KONEKSI
KONEKSI adalah inisiatif kolaboratif di sektor pengetahuan dan inovasi yang mendukung kemitraan antara organisasi Australia dan Indonesia untuk kebijakan dan teknologi yang inklusif dan berkelanjutan. Didukung oleh Pemerintah Australia dan Indonesia, Program ini mempromosikan kemitraan pengetahuan yang adil dan memanfaatkan pengetahuan lokal untuk mengatasi tantangan sosial-ekonomi. KONEKSI bertindak sebagai kendaraan untuk solusi multidisiplin dengan melibatkan beragam pemangku kepentingan dari akademisi, pemerintah, masyarakat sipil, dan sektor swasta.
Tentang Knowledge and Innovation Exchange (KIE)
Memasuki tahun 2025, total 38 proyek Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim KONEKSI telah mencapai kematangan, menghadirkan peluang strategis untuk menyebarluaskan hasil penelitian dan mendorong pemanfaatannya secara lebih luas. Proyek-proyek ini melibatkan universitas, lembaga penelitian, LSM, sektor swasta, dan mitra pemerintah di seluruh Indonesia, menawarkan wawasan berharga tentang kemitraan penelitian yang adil dan saling menguntungkan yang berkontribusi pada agenda perubahan iklim bersama.
Untuk memperkuat hasil ini, KONEKSI menyelenggarakan Knowledge and Innovation Exchange (KIE) sebagai serangkaian roadshow regional di Makassar dan Surabaya, yang dilanjutkan dengan summit nasional di Jakarta. Acara ini bertujuan untuk menghubungkan mitra pengetahuan dengan para pemangku kepentingan utama, memfasilitasi berbagi pengalaman, memperluas jangkauan temuan penelitian, dan mempromosikan model kemitraan penelitian KONEKSI, yang menjunjung tinggi prinsip-prinsip Kesetaraan Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial (GEDSI).
Tentang Roadshow Makassar
Roadshow Makassar mengusung tema Resilient Communities, Sustainable Futures, dengan fokus pada pengetahuan lokal, solusi inklusif, dan tantangan iklim di Indonesia Timur. Makassar dipilih karena perannya sebagai pusat pertumbuhan di Indonesia Timur, sekaligus menghadapi kerentanan iklim, risiko bencana, dan kebutuhan masyarakat terpinggirkan. Acara ini akan menampilkan pidato utama dari Konsul Jenderal Australia di Makassar, Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, dan Deputi dari Bappenas, serta akan melibatkan perwakilan pemerintah daerah, industri, dan masyarakat sipil untuk memperkuat adopsi hasil penelitian di tingkat lokal.(*)