BERITAINEWS, MAKASSAR – Dalam rangka memperingati Hari Antikorupsi Sedunia (HAKORDIA) 2025, PT Pelindo Jasa Maritim (SPJM) menggelar Webinar Ilmiah Anti Korupsi yang dilaksanakan secara daring melalui platform Zoom, Kamis (18/12/2025).
Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen SPJM, sebagai subholding PT Pelabuhan Indonesia (Persero), dalam memperkuat budaya integritas dan tata kelola perusahaan yang bersih di lingkungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Webinar menghadirkan sejumlah narasumber kompeten di bidangnya, yakni Prof. Dr. Abdul Hamid Habbe, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin, Jeji Azizi dari Direktorat Antikorupsi Badan Usaha Komisi Pemberantasan Korupsi, serta Usman Saroni selaku Group Head Manajemen Risiko, Tata Kelola, dan Kepatuhan Pelindo.
SVP Sekretaris Perusahaan SPJM, Tubagus Patrick, menyampaikan bahwa peringatan HAKORDIA melalui webinar ilmiah menjadi momentum refleksi bagi seluruh insan perusahaan untuk memahami korupsi secara komprehensif dari berbagai perspektif.
“Korupsi adalah musuh bersama yang hanya dapat diberantas melalui komitmen kolektif dan konsistensi penerapan nilai integritas. Melalui webinar ini, kami berharap insan SPJM tidak hanya memahami aspek regulatif, tetapi juga menginternalisasi nilai kejujuran, tanggung jawab, dan transparansi dalam budaya kerja sehari-hari,” ujar Tubagus Patrick, dalam keterangan persnya Jumat (19/12/2025).
Ia menegaskan, SPJM terus mendukung agenda nasional pemberantasan korupsi melalui penguatan sistem tata kelola, peningkatan literasi antikorupsi, serta keteladanan pimpinan di seluruh lini organisasi.
Webinar ini dibuka oleh Komisaris Utama SPJM, Otto Ardianto, dan diikuti oleh jajaran komisaris, direksi, karyawan SPJM Group, termasuk anak dan cucu perusahaan, serta perwakilan Persatuan Istri Pegawai Pelindo (PIP) SPJM Group.
Dalam paparannya, Usman Saroni menekankan pentingnya transparansi, akuntabilitas, dan penerapan Good Corporate Governance (GCG) sebagai fondasi utama dalam mencegah praktik korupsi di lingkungan korporasi.
“Tata kelola yang kuat dan manajemen risiko yang efektif merupakan antitesis dari korupsi serta kunci menciptakan perusahaan yang berintegritas dan berdaya saing berkelanjutan,” jelas Usman Saroni.
Sementara itu, Prof. Dr. Abdul Hamid Habbe memaparkan perspektif ilmiah terkait akar dan dampak sistemik korupsi, seraya menegaskan bahwa persoalan korupsi tidak hanya bersifat individual, melainkan juga dipengaruhi oleh sistem dan budaya organisasi.
Narasumber lainnya, Jeji Azizi dari KPK, mengulas upaya pencegahan fraud dan gratifikasi di lingkungan korporasi, termasuk pentingnya peran aktif pegawai dalam mengenali dan melaporkan potensi benturan kepentingan.
Melalui penyelenggaraan webinar ini, SPJM berharap dapat mendorong transformasi budaya kerja yang bersih, berintegritas, dan akuntabel, sekaligus memperkuat kontribusi perusahaan dalam mendukung peningkatan nilai persepsi antikorupsi secara nasional.(**)