Blok Rokan: Setelah 50 Tahun Dikelola Chevron, Hari Ini Resmi Diambil Pertamina

Lapangan migas Blok Rokan akan dialihkan pengelolaannya dari PT Chevron Pacific Indonesia ke PT Pertamina (Persero). Foto: Dok. PT CPIKabar baik datang dari sektor energi nasional. Ladang minyak raksasa Blok Rokan yang semula dikelola PT Chevron Pacific Indonesia (CPI), kini digarap Pertamina melalui PT Pertamina Hulu Rokan (PHR).Tak tanggung-tanggung, PHR akan mengelolanya secara keseluruhan atau 100 persen. Seremoni alih kelola sudah berlangsung pada Minggu (8/8).Berikut ini selengkapnya mengenai informasi tersebut:Mulai Hari Ini, Blok Rokan Resmi Dikelola Pertamina 100 PersenMulai hari ini, Senin (9/8), kontrak PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) di Blok Rokan selama lebih dari 50 tahun resmi berakhir. Dengan begitu, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) akan mengelolanya 100 persen.Direktur Utama PHR Jaffee A. Suardin mengatakan, jelang hitungan jam, PHR akan resmi mengelola Blok Rokan. Prosesi alih kelola akan dilaksanakan pada 9 Agustus 2021 pukul 00.01 WIB.”Hingga hari ini Sabtu, 7 Agustus 2021, persiapan alih kelola WK Rokan telah mencapai 99,5 persen, seluruh tahapan dari 9 program transisi, telah dilaksanakan,” katanya dalam keterangan tertulis, Minggu (8/8).Jaffe menuturkan, di blok tersebut nantinya PHR mengelola wilayah kerja dengan luasan sekitar 6,453 km2 dengan 10 Lapangan utama yaitu Minas, Duri, Bangko, Bekasap, Balam South, Kotabatak, Petani, Pematang, Petapahan, dan Pager.Untuk program pemboran, PHR akan melakukan pemboran sebanyak 84 sumur dan rencana program CPI yang akan di-carry over ke PHR sebanyak 77 sumur, sehingga total 161 sumur selama Agustus-Desember 2021.Untuk mendukung kelancaran kegiatan pemboran tersebut, sebanyak 291 kontrak dilakukan proses mirroring dan telah selesai 100 persen. Selain itu sebanyak 60 kontrak baru untuk kebutuhan pre-EOC telah awarded dengan status progres 100 persen.PHR juga melibatkan sumber daya lokal dengan program Local Business Development (LBD), karena PHR ingin masyarakat sekitar juga menjadi bagian dari kelancaran operasi perusahaan. Sebanyak 264 kontrak telah disiapkan dengan melibatkan sedikitnya 690 vendor lokal yang masuk dalam program LBD tersebut.Dikelola Pertamina, Ladang Minyak Raksasa Blok Rokan Kembali ke Ibu PertiwiPT Pertamina(Persero) menjadi pengelola baru salah satu ladang minyak raksasa di Indonesia, Blok Rokan. Ladang minyak yang ada di Kabupaten Rokan Hulu, Riau itu, selama ini dikelola perusahaan minyak raksasa asal Amerika Serikat (AS), melalui anak usahanya PT Chevron Pacific Indonesia.Blok Rokan dari Chevron yang akan dialih kelola Pertamina per 9 Agustus 2021. Foto: Dok. PertaminaPertamina melalui anak usahanya PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), akan mengambil alih pengelolaan Blok Rokan dari PT Chevron Pacific Indonesia pada Senin (9/8) mulai pukul 00.01 WIB. Hal ini ditandai dengan seremoni alih kelola yang berlangsung Minggu (8/8).”Blok Rokan memiliki arti strategis bagi industri hulu migas nasional, kami mengundang Bapak/Ibu turut menyaksikan seremoni alih kelola Wilayah Kerja Rokan,” demikian undangan yang diterima kumparan dari SKK Migas.Blok Rokan Diambil Pertamina, Karyawan Chevron yang Resign Dapat Miliaran RupiahPengelolaan Blok Rokan yang selama lebih dari setengah abad dipegang PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) pindah ke tangan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). Sejumlah karyawan CPI yang memilih resign-pun mendapatkan pesangon miliaran rupiah.Hal tersebut diungkapkan Edi, salah satu pekerja CPI. Menurutnya, hampir 95 persen karyawan CPI memilih melanjutkan kerja dengan PHR. Namun, dia dan 19 karyawan lainnya memilih tidak bergabung alias bersedia di-PHK dengan bayaran pesangon miliaran rupiah.”Uang tolak ada sekitar miliaran Rupiah juga. Setelah resign mungkin buka usaha saja dari uang tolak tersebut,” kata Edi kepada Selesar Riau, mitra kumparan, Minggu (8/8).Edi mengatakan, CPI memang memberikan pilihan ke karyawannya untuk melanjutkan gabung ke PHR atau PHK. Menurut dia, bagi karyawan CPI yang memilih ke PHR, gajinya akan dipotong setengah. Karena itu, dia memilih diberhentikan saja dan menerima pesangon besar yang akan digunakan untuk membuka usaha.“Teman-teman yang melanjutkan hubungan kerja di Pertamina, gajinya dipotong setengah. Karena masa pensiun (saya) juga tinggal beberapa tahun lagi, makanya memilih resign aja. Jika dialihkan ke PHR, gaji yang didapat karyawan dipotong setengahnya. Ada sekitar 20 karyawan memilih resign dari total 3.543 orang,” lanjutnya.

e catalog beritainews

Pos terkait