Kabar Corona Dunia: Eks Presiden Chad Meninggal; Taiwan Nihil Kasus

Ilustrasi virus Corona. Foto: Shutter Stockkumparan merangkum sejumlah kabar terbaru perkembangan virus corona di dunia. Mulai dari Eks Presiden Chad Hissene Habre meninggal dunia akibat COVID-19 hingga Taiwan melaporkan nihil kasus pada Rabu (25/8).Seperti apa beritanya, berikut rangkumannya:Presiden Chad Hissene Habre foto ini diambil pada 6 Februari 1987. Foto: Sakaldo Dono M’batene/AFPTerinfeksi COVID-19, Eks Presiden Chad Meninggal di Penjara SenegalEks Presiden Chad Hissene Habre meninggal dunia pada Selasa (25/8/2021) di dalam penjara di Senegal. Habre kehilangan nyawa akibat COVID-19.Pria yang meninggal di usia 79 tahun itu sedang menjalani hukuman seumur hidup di Senegal, akibat terbukti melakukan pelanggaran kemanusiaan berat.Kabar kematian Habre disampaikan Konsulat Chad di Senegal kepada kantor berita AFP. Sebelum meninggal, Habre sempat mendapat perawatan di salah satu rumah sakit di ibu kota Dakar.Informasi kematian Habre turut disampaikan oleh Menteri Hukum Senegal, Malick Sall.”Habre sudah berada di tangan Tuhan,” kata Sall seperti dikutip dari AFP.Sementara itu, pemimpin junta militer Chad, Mahamat Idris Deby, secara resmi menyampaikan duka mendalam bagi keluarga Habre.”Tuhan yang memiliki kita dan kepadanya kita akan kembali,” ucap Deby singkat.Habre berkuasa di Chad pada 1982. Selama sewindu memimpin Chad, Habre memerintah dengan tangan besi.Pada 1990 kekuasaan Habre digulingkan oleh ayah Mahamat Deby, Idris Deby. Habre lalu memilih kabur ke Senegal usai terguling.Sempat hidup tenang di Senegal, pada 2013 Uni Afrika menyelidiki dugaan pelanggaran HAM yang dilakukan Habre. Salah satu pelanggaran termasuk pembantaian 40 ribu warga selama berkuasaPada 2016 lewat pengadilan khusus yang dibentuk Uni Afrika, Habre divonis penjara seumur hidup.Polisi berpatroli memeriksa identitas warga di area gym outdoor di Bondi Beach saat lockdown di Sydney, Australia. Foto: Loren Elliott/ReutersKasus COVID-19 di Sydney Pecah Rekor, Rumah Sakit di Bawah TekananPenambahan kasus COVID-19 di Sydney, Australia, memecahkan rekor harian. Kini, sistem kesehatan di kota terbesar di Negeri Kangguru tersebut berhadapan dengan tekanan besar.Dari keterangan otoritas Negara Bagian New South Wales (NSW), dalam 24 jam muncul 919 kasus baru di Sydney. Penambahan hampir 1.000 orang membuat pandemi COVID-19 di Sydney dan seluruh Australia makin memburuk.Di NSW, yang beribu kota Sydney, sebanyak 113 orang dirawat di instalasi rawat intensif (Intensive Care Unit/ICU). Sebanyak 98 dari 113 orang tersebut belum divaksin.Oleh karena itu, Kepala Petugas Kesehatan NSW Kerry Chant meminta agar vaksinasi dipercepat. Chant percaya, lebih banyak warga divaksin maka tingkat rawat inap akibat COVID-19 akan menurun.”Ini memperlihatkan fakta kalau vaksinasi adalah kunci. Kami perlu meningkatkan cakupan vaksinasi,” ucap Chant seperti dikutip dari Reuters.Permintaan memperluas vaksinasi ditanggapi oleh Menteri Utama NSW, Gladys Berejiklian. Ia berkomitmen mempercepat vaksinasi kepada warga NSW.”Kami tegaskan yang terpenting adalah bergerak maju untuk meningkatkan vaksinasi. Itu akan terus kami lakukan,” ucap Berejiklian.”Tidak ada keraguan sama sekali kini jaringan rumah sakit ada di bawah tekanan besar saat sebagain besar kasus, 80 persen, datang dari area yang sama,” sambung dia.Pelukis David “S.I.D.” Perez melukis grafiti untuk menghormati para tenaga medis selama wabah penyakit coronavirus (COVID-19) di Gland, Swiss. Foto: REUTERS/Denis BalibouseSwiss Hadapi Gelombang Keempat COVID-19Swiss kini menghadapi gelombang keempat pandemi COVID-19. Hal ini terlihat dari melonjaknya kasus harian.Jumlah infeksi harian kini mencapai 2.500 hingga 3.000 per hari. Angka itu tidak jauh berbeda ketika Swiss dilanda gelombang ketiga pada awal 2021.”Situasi saat ini harus dilihat sebagai tidak menguntungkan dan sampai batas tertentu sangat mengkhawatirkan,” kata Kepala Tim Krisis Pemerintah untuk Kesehatan Masyarakat, Patrick Mathys, dikutip dari Reuters, Rabu (25/8).”Kita harus menggambarkan situasi saat ini sebagai gelombang keempat,” tambah dia.Pada Selasa (24/8), tercatat ada tambahkan 2.993 kasus COVID-19 baru di Swiss. Kini total kasus positif menjadi 761.978 orang.Sedangkan kematian bertambah 7 orang. Kini total pasien meninggal akibat COVID-19 di Swiss mencapai 10.954 orang.Lebih lanjut, Mathys mengungkap mengapa Swiss dihantam gelombang keempat. Selain akibat varian baru virus corona, tingkat vaksinasi di Swiss cukup rendah.Tercatat hanya 56 persen dari populasi baru menerima satu dosis dan 50 persen sudah menerima dua dosis.”Angka vaksinasi yang stagnan tidak menunjukkan bahwa situasinya bisa mereda di masa mendatang. Proporsi populasi yang tidak kebal masih terlalu besar,” kata Mathys.”Sebagian besar rawat inap COVID-19 adalah orang yang belum divaksinasi,” tutup dia.Pembatasan wilayah di Taiwan. Foto: Ann Wang/ReutersTaiwan Laporkan Nihil Penularan Kasus Virus CoronaKabar gembira datang dari Taiwan. Pada Rabu (25/8/2021), negara ini melaporkan nihil penambahan penularan lokal COVID-19.Terakhir kali peristiwa serupa terjadi di Taiwan adalah pada 9 Mei 2021. Setelah itu, Taiwan masuk fase terburuk sepanjang pandemi COVID-19.Mulai pertengahan Mei penambahan kasus COVID-19 di Taiwan meroket. Lonjakan terjadi karena menyebarnya dua varian corona yang sangat menular yaitu Alpha dan Delta.Untuk menekan laju penularan corona, Taiwan memberlakukan berbagai larangan termasuk berkerumun. Taiwan turut menutup tempat hiburan dan melarang restoran membuka layanan makan di tempat.Tak hanya itu, pemerintah setempat mewajibkan pemakaian masker dan memperluas tes COVID-19. Isolasi bagi warga asing yang datang ke Taiwan turut diperketat.Menkes Taiwan Chen Shin-chung mengatakan, upaya tersebut sudah berbuah manis dengan tak adanya kasus baru pada Rabu ini.Meski demikian, warga Taiwan diminta tetap waspada. Disiplin protokol kesehatan, kata Chen, tetap menjadi barang wajib.”Dua pekan ini sangat penting karena merupakan masa observasi,” ucap Chin seperti dikutip dari Reuters.”Saya harap semua orang bisa menjaga ini. Kalian jangan lengah,” sambung dia.Sampai saat ini Taiwan mencatat 15.939 kasus COVID-19. Sebanyak 830 di antaranya meninggal dunia.

e catalog beritainews

Pos terkait